HUT Ke-79 Kemerdekaan RI menjadi berkah bagi Kundori (47), warga Desa Manggis, Kecamatan Mojosongo, Boyolali. Pesanan bendera merah putih dan umbul-umbul di tempatnya meningkat tajam.
“Ya, kami bersyukur karena pesanan meningkat,” ujarnya.
Pada Kamis (1/8/2024), rumah Kundori di Dukuh Jatiroto, Desa Manggis, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, terlihat sibuk dengan aktivitas pembuatan bendera merah putih. Kundori dibantu oleh istri dan dua pekerja.
Proses pembuatan bendera dimulai dengan memotong kain warna merah dan putih sesuai ukuran yang telah ditentukan. Setelah itu, potongan kain tersebut dijahit hingga menjadi bendera merah putih.
Menurut Kundori, menjelang bulan Agustus 2024, permintaan bendera merah putih meningkat hingga 100 persen. Peningkatan ini bahkan sudah terjadi sejak pertengahan Juli lalu.
Di hari biasa, produksi bendera dan umbul-umbul maksimal hanya 50 kodi per hari. “Namun saat ini bisa mencapai 100 kodi per hari,” ungkapnya.
Pesanan tidak hanya datang dari wilayah Boyolali, tetapi juga dari kawasan Solo Raya. Bahkan ada pesanan dari Bandung dan Kalimantan. Untuk memenuhi pesanan, Kundori dan para pekerjanya terpaksa lembur.
Saat ini, harga bendera naik 10 persen karena harga bahan baku juga naik. Misalnya, bendera ukuran 60 x 90 sentimeter yang sebelumnya seharga Rp 100 ribu per kodi, kini naik menjadi Rp 110 ribu per kodi. Sedangkan bendera berukuran 120 x 180 sentimeter yang sebelumnya seharga Rp 600 ribu per kodi, naik menjadi Rp 700 ribu per kodi.
Selain bendera untuk rumah dan perkantoran, Kundori juga membuat bendera panjang untuk lapangan dan dasi pramuka atau hasduk. Dia juga melayani penjualan eceran dengan harga mulai dari Rp 5 ribu sampai Rp 20 ribu.
“Itu ukuran yang paling kecil untuk rumah 60 x 90 cm. Ukuran 1,5 x 2,5 meter harganya Rp 40 ribu. Kalau umbul-umbul mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu per lembar,” tuturnya. (HEV/AZR)